Senin, 29 April 2013

SURAT UNTUK CALON IMAMKU

0 komentar
Wahai seseorang yang telah tertulis di lauhul mahfudz, Imamku dan ayah dari anak-anakku, engkau yang akan bersamaku dalam perjalanan nanti…Apakah yg sedang kau lakukan disana?

Aku percaya kau sedang memperbaiki dirimu, memantaskan dirimu tuk menjadi imam bagi tulang rusukmu dan buah hatimu kelak…

Aku percaya kau sedang menempa dirimu dalam beribu cobaan dengan menelan
tarkan dirimu sendiri pada medan dakwah dan problematika ummat… mencampakkan jauh egomu, membaktikan dirimu tuk ummat…

Aku percaya kau sedang mengkaji, kau sedang belajar, belajar ilmu dunia terutama ilmu akhirat, yang akan kau gunakan dalam mendidikku dan buah hati kita nanti…

Aku percaya Quran selalu ada dalam hatimu, selalu terucap dari bibirmu dan dzikir slalu melantun menemani langkah jihadmu…

Aku percaya kau sedang menundukkan pandanganmu, menjaga hatimu dan mencampakkan hawa nafsumu…

Aku percaya kau sudah merancang hidupmu, hidup kita, keluarga kita, nantinya juga untuk dakwah, untuk ummat, dan hanya kerana_Nya…

Aku percaya,kau sedang memantaskan diri dan terus memperbaiki diri dsana, di belahan bumi manapun kau berada…

Aku pun begitu wahai calon imamku…

Aku sedang belajar… belajar menempa diri, menjauhkan egoku demi ummat, membaktikan diriku untuk orang lain, agar baktiku padamu pun sempurna…

Aku sedang belajar, meniti dakwahku, meniti cita-cita duniaku, meniti cita-cita akhiratku, agar kelak keluarga islami dan kluarga Qur’ani yg aku inginkan nanti dapat kubangun bersamamu… kerana kau tahu? Meskipun kau Imamku, ibu adalah madrasah pertama bagi mujahidah kecilnya nanti…

Aku sedang belajar menjaga diri, menjaga pandangan dan hatiku, agar ketika kau memiliki hati ini, hati ini masih utuh sempurna hanya untukmu…

Aku sedang menempa diri, untuk menjadi seorang Khadijah untukmu, yang menjadi tempatmu membagi resah… seseorang yang kau datang padanya, saat kau tak tahu lagi akan datang pada siapa… seseorang yang menguatkanmu dan menggenggam slalu tanganmu dalam perjalanan jihadmu…

Akupun ingin menjadi ‘Aisyahmu, seorang yang membuatmu tersenyum dan kembali ceria saat penatmu mulai datang, seorang yang menyerap ilmu darimu dengan sempurna dan membenarkan apa-apa yang salah dalam lakumu, seseorang yang mencintaimu dengan cemburunya, namun kau rasakan sakitnya,saat ia tersakiti, hingga kau katakan pada yg lain “janganlah kau sakiti aku dengan cara menyakti ‘Aisyah”…

Aku ingin menjadi Fatimah, yang tak kau bagi cintamu pada yang lain.. bukan kerana aku tak percaya kau tidak dapat berlaku adil, tapi kerana aku ingin mencintaimu dengan sempurna, tanpa diganggu oleh cemburuku, itu saja !!

Tak kalah lagi, aku ingin menjadi seperti ibunda Hajar, yang tak gentar saat kau tinggalkan di padang pasir tandus dengan seorang bayi mungil di pelukan.. tak takut akan kehilanganmu, kerana keyakinanku pada Rabbku lebih besar daripada yakinku padamu… cintaku padamu, tak akan mengalahkan cintaku pada Rabbku…

Usahaku ini tidak mudah , begitupun usahamu..kuyakin itu..
Maka tetaplah dalam jihadmu..tetaplah dalam usahamu..tetaplah dalam ikhtiarmu… aku yakin kau kuat disana, dan doakanlah agar akupun kuat disini dalam jihad dan ikhtiarku…bawalah aku dalam tiap doa dan sujudmu, kumohon… kerana doa yg dapat menolongku…

Hingga saatnya, kita bertemu dalam ikatan suci menyempurnakan separuh dien… dan kita akan melanjutkan jihad kita bersama…

Dan nanti..terimalah aku apa adanya jika aku belum bisa menjadi Khadijahmu, ‘Aisyahmu atau bahkan menjadi seperti ibunda Hajar… tapi bimbinglah aku menjadi seperti mereka… dan kita bimbing bersama mujahid muda kita nanti tuk melanjutkan perjuangan dakwah ini…

Teruntukmu yang ada disana,kuatlah..dan bersabarlah…
Bawalah aku dalam doa dan sujudmu, agar cinta kita nanti, hanya kerana-Nya…Aamiin 
J

Man Jadda Wajada

0 komentar
Bismillaahirrahmaanirrahiim...

"Dan sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
 bungkus dengan daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasuci Allah, pencipta yang Paling Baik. (QS. Al-Mu'minun [23]: 12-14)

Melalui menciptaan manusia, Allah SWT mengajarkan kepada kita manusia bahwasanya segala sesuatu mesti melewati sebuah proses. Allah mengajarkan manusia agar senantiasa berusaha dengan jembatan sunnatullah, bukanlah mengutamakan diri dengan berbagai rangkaian jalan pintas, jalan yang membawa manusia pada keburukan.
Jika hari ini kita merasa bahwa kita masih berdiri disudut anak tangga paling bawah, mulailah kita berusaha melangkahkan kaki kita untuk menapaki anak tangga selanjutnya, hingga perlahan sampailah kita pada puncaknya.

Kita jangan hanya memandang seseorang yang sukses dari apa yang sedang yang ia nikmati diatas kesuksesannya  dan berbagai nikmat yang ia dapatkan, yang terpenting adalah kita belajar dari usaha yang ia lakukan, bagaimana ia meniti langkahnya dari angka nol, bagaimana ia menapaki satu per satu anak tangga yang kita sebut proses hingga ia mencapai puncak keberhasilannya. Jika hari ini kita jatuh, jangan berhenti mencoba, karena mungkin keberhasilan kita telah berada selangkah didepan kita. Tetap berusaha dan percayalah kepada janji Allah, bahwa Setelah kesulitan ada kemudahan.  Aamiin, Insya Allah.

Astagfirullah

0 komentar
Astagfirullah..
Manusia terkadang menganggap ibadah layaknya beban yang menjadi penghujam bagi segala aktivitasnya.

Manakala shubuh tiba, seakan menjadi perenggut kenyaman manusia dalam istrahatnya,
Ketika waktu Zhuhur tiba pun seakan menjadi pengganggu dalam aktivitasnya,

Tapi apa? ketika manusia itu berada pada titik keterpurukkan, barulah ia meringankan langkahnya, tanpa rasa malu menghadap
-Nya dan menengadah di hadapan-Nya.

Namun Sungguh Allah sangat luar biasa,
seburuk apapun goresan tingkah manusia itu, ketika manusia itu kembali kepada-Nya, Allah tetap menyambut kehadirannya dengan penuh Cinta.

Allah, ampunilah aku, dulu hal demikian pernah menyelinap dalam fikiranku, merasa berat untuk melangkah menghadap-Mu,
bahkan aku lalai meluangkan waktu untuk melantunkan barisan geometri yang penuh syafaat di dalamnya. Padahal keutamaan hal demikian telah diriwayatkan dalam hadist:
"Orang yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka baginya satu kebaikan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf, tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf." (HR. Al-Tharmidzi)

Ya Rabb,,sungguh aku telah merugi, bahwasanya semua itu pada hakekatnya semata-mata untuk kemaslahatanku sendiri.
Astagfirullah..

Ya Allah, Di sisa waktu yang telah Engkau sematkan untukku ini, aku akan berusaha untuk membenahinya.