Selasa, 19 Mei 2015

Ujian Hidup itu Perlu Kok

0 komentar
Beberapa hari ini kerjaanku mondar-mandir dari kos ke kampus.
Tiap hari skejunya ngecengin ruang dosen. Udah kayak tukang malak aja dah pokoknya.
Ya, begitulah nasib mahasiswa semester akhir, kerubut sana sini ngejer dosen, udah  kayak kuman ruang dosen dah. Aku tuh sebelum tidur sebenarnya niatnya kepingin nyantai, kepingin keluar sejenak dari hiruk pikuk jadi mahasiswa. Eh, belum juga meremin mata udah nongol sendiri tuh pikiran-pikiran tentang skripsi. Pikiran-pikiran tentang kapan yah bisa ketemu dosen ini dosen itu. Besok beliau ada di kampus nggak yah? eh kira-kira dapet nggak yah aku wisuda bulan ini? pokoknya pertanyaan berat itu keupdate sendiri di layar malem aku. Hggggh, kepala rasanya pingin pecah.

Kamu bisa aja nganggep apa yang aku ceritain ini berlebihan.
Tapi besok, kalo kamu udah masuk zona semestu alias semester tua, besar kemungkinan kamu bakal ketemu sama situasi yang sama kayak aku. Situasi ketika pertanyaan-pertanyaan yang paling nyakit  itu nongol bertubi-tubi. "Kapan wisuda?" "gimana skripsinya?" "udah kelar skripsinya?" atau bahkan pertanyaan yang paling miris ini "kapan nikah?" #ggggggh..... rasanya pengen garuk tembok sampe runtuh, ketemu dosen aja susah banget, boro-boro wisuda, apalagi mikirin nikah?" Oooogh sungguh teganya teganya teganya!!!!!!
Terus nih ya, kalau lagi umur-umur semestu gitu tuh,  kamu bakal anti banget deh sama yang namanya hari minggu apalagi tanggal merah, ckckckck. Detik demi detik akan terasa sangat cepat berlari, hari demi hari melaju gitu aja gak pake ngerem dikit kek. Huuugh, pokoknya pengenya untuk saat ini hari minggu tanpa libur, tanggal merah ditiadakan, dan kalo bisa bulan ini ditambahin lagi dua minggu, biar nggak ketinggalan yudisium, kekekekekek.

Hmmm, sayangnya harapan konyol kayak itu gak mungkin terjadi kan. So, menghadapi situasi yang menghimpit kayak gini, cukup dengan membubuhkan sedikit rasa enjoy #walaupunsulitbanget# tapi usahakan ada, karena tetap berusaha, berdoa'a kepada Allah, manfaatkan setiap waktu yang ada tanpa melalaikan ibadah, yakin bahwa semua yang diperoleh itu bukan karena kepintaran sendiri melainkan karena kebesaran-Nyalah yang telah menuntun dan menggerakkan hati dan minda, pokonya selalu mengingat Allah dalam suka maupun duka #janganingatAllahsaatbutuhaja *itu mah namanya gak tau malu wahai diriku*.
Aku percaya bahwa kesulitan yang sedang dihadapi ini adalah ujian dari-Nya, sabarkah aku dalam menghadapinya, larikah aku dari-Nya hanya karena aku sedang diuji dengan setitik kesulitan yang sebenarnya tidak seberapa jika dibandingkan dengan kesulitan yang dialami oleh orang lain. Mungkin kamu berfikir bahwa aku sok bijak. Lah iya, emang aku lagi sok bijak ni, karena gini pemikiranku, aku baru diuji dengan masalah sedangkal ini, cuma susah ketemu dosen untuk keperluan wisuda loh, sedangkan orang lain mungkin ada yang sakit parah bahkan mungkin tidak bisa makan tiga kali sehari ataupun tidak bisa makan sama sekali. Alangkah durhakanya aku kepada Allah, jika aku semakin menjauh dari Allah dan melupakan Allah karena ujian yang Dia berikan, sedangkan saat Dia memberiku kesenangan, aku mendekatkan diri padanya. Ya Allah jauhkanlah aku dari sifat seperti itu, giringlah langkahku untuk selalu mendekati-Mu. Aku berusaha agar aku selalu mengingatmu dalam suka dan duka. karena hidupku akan hampa tanpa ujian dari-Mu. Aku tidak akan dapat membuka mata dan memetik hikmah untuk kebaikan hidupku di dunia dan akhirat jika tak ada teguran dari-Mu.
Aku sudah menulis target-targetku selanjutnya seperti yang disarankan oleh temanku, Ria Hikmatul. Di tengah ujian ini, kesulitan hidup yang aku alami ini, Aku percaya bahwa Allah melihat tulisanku, aku percaya bahwa Allah mendengar bisikkan doaku, Aku percaya Allah telah menuliskan skenario yang terbaik untukku, dan semua akan kuraih pada waktunya. So, ganbate!!!!! jangan banyak mengeluh dengan kesulitan yang sedang dihadapi, karena ujian hidup itu perlu kok....hidup itu nggak bermakna kalau nggak ada ujiannya. ^_^