Rabu, 08 Mei 2013

Meraih Mahkota Impianku


Bismillâhirrahmânirrahîm, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Izinkan saya berbagi cerita tentang pengalaman saya sedikit ya sahabat muslimah, dengan curahan ini, sungguh saya tidak bermaksud untuk menyombongkan diri, sekedar ingin berbagi pengalaman saja... :) *** "emm, aku kayaknya belum siap buat pake jilbab tiap saat, cukup pake kalo ke kampus atau acara-acara tertentu aja. Yang penting jilbapin hati dulu deh, kalo untuk jadi jilbaber sejati sih nanti aja kalo udah siep, kalo sekarang sih aku ngerasa belum pantas dan belum waktunya." Mungkin diantara saudariku ada yang pernah berfikir seperti ini? *** Ketika saya SMA, saya pernah terkais dengan untaian pernyataan salah satu sahabat saya yang berbunyi demikian. Argumen itu berhasil merong-rong pikiran saya, perlahan menjadi fondasi yang perlahan merasuki hati saya untuk meng'iyakan untaian kebencian yang sering terucap dari lingkungan serta keluarga saya sendiri terhadap orang-orang yang berhijab dan mereka sangat menentang keinginan saya untuk berhijab. Bahkan , manakala saya mulai mengimplikasikan niatan saya untuk memakai jilbab setiap saat, saya sampai di ancam oleh salah seorang dari keluarga saya, jika saya bersikukuh mempertahankan hijab saya, maka saya harus mengangkat kaki dari rumah itu, saya harus mengganti semua biaya sekolah saya, dan saya tidak akan diterima lagi di keluarga itu, hingga akhirnya saya pun kehabisan akal karena tak satu pun dari mereka mendukung saya. Mahkota impian saya pun terenggut lagi. Hingga beberapa lama, di masa-masa kuliah, beberapa smester yang lalu pun saya masih menunda-nunda hal yang jelas-jelas saya tahu bahwa itu adalah sebuah kewajiban sebagai seorang muslim, dan yang menjadi penyumbat hati dan keinginan saya saat itu masih disebabkan oleh tekanan dan pertentangan yang serupa dari keluarga dan teman-teman kost saya. Hati berkeluh kesah ditengah dilema-dilema yang menggeliat dalam fikiran, menimbang apakah saya akan mengikuti gaya berkomitmen sahabat serta keluarga saya atau bagaimana? sementara hati dan perasaan sebenarnya sangat ingin berhijab. saat melihat akhwat-akhwat yang begitu anggun dan bersahaja dengan mahkota kebanggaannya sebagai perempuan muslim, relung hati terasa menjerit mengungkap kekecewaan bahwa diri ini belum juga melangkah seperti mereka dalam meraih cinta-Nya. *** Suatu ketika, fikiran saya terasa lelah setelah sekian lama terombang-ambing dalam kegelisahan hati. Saya memutuskan untuk membuka kembali lembaran kertas yang berisikan hadist-hadist dan ayat Al-qur'an tentang menutup aurat, yang dahulunya sengaja saya kumpulkan sebagai pendukung argumen saya terhadap ibu saya, bahwa berhijab itu wajib hukumnya. “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan ALLAH adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Ahzab : 59) “Sesungguhnya sebilang ahli neraka adalah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya” (HR. Bukhari & Muslim) “Wahai anakku Fatimah! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mau menutup rambutnya daripada dilihat laki-laki yang bukan mahramnya” (HR. Bukhari & Muslim) Asma binti Abu Bakar telah telah menemui Rasulullah dengan memakai pakaian yang tipis. Sabda Rasulullah “Wahai Asma! Sesungguhnya seorang gadis yang telah berhaid tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali pergelangan tangan dan wajah saja” (HR. Bukhari & Muslim) Seketika butiran-butiran air mata yang menyelinap di sudut mata saya pun meluap tak terbendung lagi. Hati bergetar hebat menghantar sebentuk tegangan yang menjulur mengusik keseluruh pelosok nadi. Di tengah isak tangis kebingungan itu fikiran saya pun mulai terbuka. "Mengapa saya harus takut kepada zat selain Engkau yaa Allah? Bukankah apa yang menjadi incaran saya adalah sebuah hal yang mulia di sisi-Mu? Dan sampai kapan saya akan mendunda-nundanya dengan alasan belum siap, belum pantas, dan pertentangan dari orang-orang sekeliling saya? Apakah harus menunggu maut menhapiri diri ini dulu, barulah saya siap? Sementara tak ada seorang pun yang mengetahui kapan saatnya ia dipanggil kembali kepada-Mu." Lubuk hati terasa hangat, begitu hangat hingga menyentuh sebongkah penyesalan, dan membuncahlah secercah kerinduan yang selama ini berselubung dalam kubangan hati, kerinduan pada-Nya yang Maha Agung. "Inikah belaian hidayah dari-Mu ya Allah?" Astagfirullah.... hamba telah mengabaikan perintah-Mu ya Allah, hamba telah meragukan kemaslahatan yang telah Engkau sematkan untuk hamba, ya Allah... hamba telah mengedepankan pandangan manusia daripada mengindahkan titah-Mu ya Allah... Hamba telah mengedepankan rasa takut kepada keluarga dan orang-orang di sekeliling hamba, daripada takut kepada-Mu ya Allah, Berikanlah kesempatan untuk hamba menebus kesalahan hamba ya Rabb, Karena sesungguhnya telah sekian lama hamba memendam kerinduan ini, kerinduan untuk meluapkan sebuah pembuktian dari sekian pembuktian cintaku kepada-Mu. Setajam apa pun pedang yang kan menghujam, sekalipun jiwa ini harus terpisah dengan raga, hamba akan mempertahankan Hijab ini, sebagai wujud bahwa di atas segala keterbatasan ini hamba bersungguh-bersungguh membuktikan kecintaan hamba kepada-Mu ya Rabb,, Hamba tak ingin lagi tersesat dari jalan mencari ridha-Mu ya Rahman ya Rahim.. " Sejak detik itu sampai saat ini, Alhamdulillah mahkota impian bertahta di istana raga ini. Ya, meskipun hal ini belum dalam sepengetahuan keluarga, but, never mind. Yang penting bagi saya adalah Ridha Allahu ta'ala. #Sekian secarik pengalaman dari saya, :)) semoga bermanfaat bagi sahabat muslimah yang telah membacanya.
Jazakumullahu khairan katsiran wa jazakumullah ahsanal jaza, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh... ^_^

0 komentar:

Posting Komentar